KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 8 Kota Ternate saat ini tengah melangsungkan kegiatan matrikulasi. Kegiatan matrikulasi dalam bentuk asesmen awal ini dilakukan setelah tahapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Matrikulasi dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa atau peserta didik sebelum tahapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Masa matrikulasi atau masa persiapan bertujuan untuk menyiapkan murid secara fisik, mental dan spiritual untuk memperoleh kesuksesan selama belajar di boarding, melatih murid dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan suasana belajar yang baru. Serta menanamkan jiwa kepemimpinan dan kecintaan terhadap bangsa dan negara.
Kegiatan persiapan ini dimulai dengan melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan baca tulis hitung (Calistung) siswa.
Diwawancarai awak suarajelata.com, Selasa (11/11/2025), Kepala SRD 8 Kota Ternate, Nurhasni Ibrahim, S.Pd., M.Pd., mengatakan, dasar pikir perlunya dilakukan assessment awal oleh karena siswa atau peserta didik yang terdaftar di SRD 8 berasal dari Desil 1 dan Desil 2. Selain itu, keberadaan siswa peserta didik juga berasal dari siswa putus sekolah.
“Melalui kegiatan assessment awal, kami mendapatkan 30 siswa yang belum bisa membaca terutama dari kelas 4 dan 5. Para siswa tersebut selanjutnya kami kelompokkan di kelas bimbingan,” ujar Nurhasni.
Selanjutnya sisanya yang sudah bisa membaca tetap ditempatkan sesuai kelasnya masing-masing.
Ditanya terkait jumlah siswa, Nurhasni mengatakan, SRD 8 Kota Ternate dalam proses penerimaan siswa tidak melalui proses pendaftaran juga tidak menggunakan sistem zonasi. Adapun kuota yang diberikan oleh pusat untuk SRD 8 adalah sebanyak 100 siswa. Namun menurut Kepsek, saat ini jumlah siswa yang terdaftar baru mencapai 80 orang.
“Untuk proses penerimaan siswa baru, mekanismenya, para siswa atau peserta didik tersebut di data oleh tim pendataan lapangan kemudian diseleksi berdasarkan Data Tunggal Ekonomi Nasional (DTSEN) kategori Desil 1 dan Desil 2 atau berasal dari keberadaan keluarga miskin ekstrem,” terang Nurhasni.
Seluruh siswa SRD 8 Kota Ternate yang berjumlah 80 orang, keberadaan mereka diasramakan. Diketahui seluruh fasilitas ruang belajar, kantor termasuk asrama, kesemuanya menggunakan fasilitas milik Balai Latihan Kerja (BLK) Ternate. Penggunaan fasilitas tersebut alasannya karena SRD 8 Kota Ternate adalah sekolah rintisan.
“Semua siswa yang diasramakan, fasilitas kebutuhan hidup mereka telah tersedia,” jelas Nurhasni.
Terkait guru atau tenaga pengajar yang ada di sekolah adalah berjumlah 4 orang. Mereka ini diseleksi oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
“SRD 8 Ternate memiliki 4 orang Guru, Tendik, Tata Usaha, Bendahara, Operator, Security berjumlah 6 orang, cleaning service 4 orang, Juru masak 2 orang, Wali Asuh 10 orang dan Wali Asrama 4 orang,” ujar Kepsek Nurhasni.
Untuk kurikulum pembelajaran, SRD 8 Kota Ternate dalam pembelajarannya menggunakan Kurikulum Merdeka seperti halnya pada sekolah reguler. Kurikulum tersebut kemudian dikolaborasikan dengan Kurikulum Boarding School.
Lahirnya SRD adalah wujud kolaborasi program kerjasama tiga Kementerian yang meliputi, Kementerian Sosial sebagai penyedia fasilitas, sarana prasarana termasuk pembiayaan. Selain itu Kementerian Pendidikan terkait kurikulum pembelajaran serta Kementerian Agama untuk program kegiatan bidang keagamaan.
Adapun masa aktif kegiatan pembelajaran akan dimulai pada bulan Desember 2025 atau setelah kegiatan matrikulasi.
“Kami berharap, semua orang tua/wali siswa peserta didik dapat memberi kepercayaan penuh kepada kami untuk mendidik anak-anak. Kami siap memberi yang terbaik untuk pendidikan anak-anak Bapak/Ibu,” tutup Kepsek. (Ateng)